PENTINGNYA PENDIDIKAN ADAB PADA ANAK USIA DINI DALAM PERADABAN TEKNOLOGI


PENTINGNYA PENDIDIKAN ADAB  PADA ANAK USIA DINI DALAM PERADABAN  TEKNOLOGI
PIRAWATI, S.Pd
SD Negeri 1 Wawotobi, Jl. Wolter Monginsidi No.56  Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe –Sulawesi Tenggara ; pirawatileo@2gmail.com

Baru-baru ini, dunia pendidikan dihebohkan dengan kasus pelaporan kepala sekolah yang dilakukan oleh orang tua siswa. Sebut saja , pak Zainuddin, S.Pd  salah seorang kepala sekolah di kota Kendari yang dilaporkan oleh orang tua siswa nya sendiri, setelah dia memberikan pembimbingan kepada siswa yang bermasalah tersebut. Namun karena ego yang tinggi serta wibawa orang tua siswa tersebut tidak ingin anaknya di berikan pembimbingan maka berujunglah pada  laporan penganiayaan ke pihak berwajib.
Masih ingat dengan kasus guru  Budi yang tewas setelah dianiaya oleh muridnya sendiri dikelas. Pada November 2017 tahun lalu, kasus seorang guru yang dilaporkan oleh muridnya gara-gara hanya karena dia di cubit.  Dan masih banyak lagi kasus guru dan murid yang terjadi saat ini. Selama rentang 2016 hingga 2017 setidaknya ada empat kasus yang sama  murid melaporkan gurunya sendiri ke pihak kepolisian.
Tren ini hanya terjadi pada masyarakat yang kurang pemahaman  agamanya. Bahwa setiap segmen kehidupan ada tuntutan untuk bebas. Hal ini yang mendorong anak muda dan murid –murid sekolah lebih berani memprotes guru, dan fenomena ini hanya terjadi di sekolah-sekolah formal  tetapi tidak atau sangat jarang terjadi dilembaga pesantren.
Bermula dari memprotes, mendebat, hingga melawan secara fisik seorang guru. Perkembangan inilah yang membuat posisi guru menjadi cukup lemah. Seorang guru takut dengan pelanggaran HAM. Bahwa jika menghukum murid maka guru akan terkena pasal melanggar HAM murid. Karena adanya pelanggaran HAM, akhirnya guru menjadi tidak “di takuti” murid.
Jadi, liberalisasi pemikiran dengan mengangkat isu HAM terlalu tinggi memiliki peran membentuk pola piker bebas, bi-adab (tidak beradab), dan tidak tunduk pada guru. Tren ini menghapus jarak antara guru dan murid.bahwa guru bukan lagi sosok yang harus diberi kewibawaan, penghormatan dan kemuliaan.
Melihat masalah pendidikan yang cukup memilukan tersebut, mungkin  perlu menjadi perhatian yang cukup serius bagi bangsa ini. Betapa tidak , dunia pendidikan yang seyogyanya menjadi tempat menuntut ilmu seolah berubah menjadi tempat tumbuhnya perilaku biadab yang dilakukan oleh murid sebagai penuntut ilmu.
Sebenarnya , apa yang menjadi permasalahan pada dunia pendidikan tersebut, tidak lain adalah kurangnya pendidikan moral/adab maupun pendidikan agama dari anak sejak dini. Sehingga akhlak penuntut ilmu mulai  leleh karena disebabkan oleh budaya –budaya baru disekitar mereka. Pendidikan moral ini, sebenarnya di berikan pada anak sejak dini karena pada masa-masa ini, anak cepat mengikuti apa yang dilakukan oleh orang dewasa disekitarnya. Karena moral anak dimulai dari lingkungan keluarganya maupun sekitarnnya. Salah satu contoh kecil yang sering kita anggap sepele namun sangat membekas yaitu ketika kita minum berdiri maka anak-anak kita akan mengikuti apa yang sering kita lakukan, padahal semestinya ketika kita minum seharusnya dalam posisi duduk. Hal ini  bukan saja dilihat dalam sudut pandang agama  tetapi juga dalam sudut pandang kesehatan.
Pelajaran adab ini mengajarkan anak bagaimana berkata dan bertanya dengan lembut kepada guru bahkan orang yang lebih tua, memberi salam ketika masuk ke dalam kelas dan berdoa sebelum belajar maupun mengajar.  Dan adab-adab lainnya yang perlu diajarkan sejak dini.
Menurut para ulama, adab merupakan tiangnya  ilmu, mereka mendahulukan adab sebelum berilmu. Sedangkan  KH.Hasyim Asyari berpendapat  bahwa segala amalan ibadah, baik kecil atau besar, tidak memiliki arti apapun kecuali di dalamnya terdapat adab. Termasuk amalan yang berkaitan dengan ilmu, yang melibatkan seorang guru dan murid.
Kurangnya pendidikan adab yang diberikan sejak dini akan memicu perilaku anak sampai dia bersekolah dan seiring berkembangya sains dan teknologi merupakan satu tanda kemajuan , namun bukan satu-satunya. Bahkan kemajuan teknologi yang disertai kemerosotan akhlak adalah kemunduran peradaban dalam skala yang  lebih mengerikan. Perilaku korup, khianat, penipuan ,keserakahan, nepotisme dan lain-lain malah mendapatkan amunisinya melalui teknologi tinggi dan kemajuan sains. Sains  dan teknologi  maju ditangan manusia yang hilang budi pekertinya, bagaikan memberi senjata pemusnah massal kepada orang jahat, sehingga kejahatannya menjadi—jadi (Usep Muhammad Ishaq, Menjadi saintis Muslim,hal.7).
            Pendidikan adab saat ini sudah seharusnya di beri prioritas utama dan bila perlu pelajaran adab wajib menjadi penekanan kurikulum nasional. Sebab masalah yang mendasar yang dihadaapi bangsa saat ini bukanlah mundurnya sains dan teknologi, namun masalah terbesarnya adalah hilangnya nilai-nilai adab/akhlak dalam ilmu pengetahuan (Kholili Hasib, Hidayatullah).



0 Response to "PENTINGNYA PENDIDIKAN ADAB PADA ANAK USIA DINI DALAM PERADABAN TEKNOLOGI"

Posting Komentar